Perjalanan kopi saya dimulai tahun 2012. Jauh sebelum kedai kopi kekinian menjamur. Di tahun itu saya sedang kuliah dan ngekos, dan kebetulan punya kompor listrik yang sering digunakan buat bikin mie instan atau kadang juga dipakai manasin air buat bikin minuman sendiri seperti teh, kopi, bandrek, jahe, dan lain-lain.
Kebiasaan membuat minuman ini sendiri yang bikin saya suka explore tentang minuman. Ya sederhana sih, paling cuma campur teh sama susu atau bikin kopi dicampur sama jahe. Rasanya kadang aneh, cuma ada rasa puas disitu setelah berhasil meracik minuman. Dimulailah saya browsing tentang kopi terenak yang pernah ada. Kenapa kopi? – Pertama sih karena memang dari awal suka sama kopi. Yang kedua, kopi ini macamnya banyak dan menurut saya explorable banget untuk eksperimen bikin kopi.
Setelah browsing beberapa hari di kaskus, ketemulah kopi legenda yang terkenal paling enak itu. Kopi luwak! Gak pakai lama, langsung pesan beberapa kilo dalam bentuk bubuk. Pikir saya kalau gak habis bisa dijual lagi, karena kemasannya bagus dan pantes dijual lagi. Btw harganya mahal juga di tahun segitu, sampai ratusan ribu. Cukup mahal sih buat anak kos.
Setelah kopinya datang langsung coba cicip pakai metode klasik : tubruk! Rasanya? jangan ditanya, enggak ada bedanya sama kopi di warkop. hahaha.. Entah yang salah cara bikinnya atau memang kualitas kopinya yang kurang bagus. Karena bingung juga kopi segitu banyak mau diapakan, akhirnya memberanikan diri jual di FJB kaskus dengan modal edit postingan di kaskus. Hasilnya? cuma kejual sebungkus bro, masih banyak kopi mahal yang nganggur waktu itu. hahaha…
Sudah pada titik bingung mau diapakan kopinya, sekalian aja nyemplung untuk explore kopi. Saya cari alat untuk bikin kopi yang cukup ramah di kantong. Dan alat yang terpilih itu jatuh pada… Moka Pot! Waktu itu terkesima dengan sejarah moka pot sendiri yaitu espresso maker orang Italia sebelum ada mesin-mesin espresso yang canggih.
Apakah masalah kopi mahal yang tersisa banyak ini sudah selesai dengan datangnya moka pot?
Bermodal browsing dan lihat tutorial di youtube, langsung coba bikin kopi luwak tadi dengan moka pot. Pot bagian bawah diisi air mineral, di bagian tengah/filter diisi kopi. Lalu diletakkan diatas kompor listrik. Prinsipnya air pada bagian bawah ketika mendidih akan mendorong keatas menembus kopi dan kemudia merembes ke tank tempat hasil kopinya. 5 menit, 10 menit, 20 menit ditunggu si kopi tidak kunjung keluar padahal moka pot nya sudah goyang-goyang, mungkin karena tekanan air di dalamnya. Kesal tidak mendapat hasil yang diinginkan, akhirnya saya tunggu sampai moka pot dingin dan memasak kopi di bagian tengan dengan air di bagian bawah. Yap, betul dimasak. Air dicampur kopi kemudian dimasak bersamaan. hahaha
Oke, hal baiknya adalah saya akan berbagi pengalaman bodoh saya tentang kopi ini ke kalian yang ingin mengeksplorasi kopi lebih lanjut :
- Belilah kopi dalam bentuk biji yang sudah di sangrai dengan kemasan yang kecil. Kopi dalam bentuk biji lebih awet aromanya daripada dalam bentuk bubuk. Kenapa kemasan kecil ? – karena selain hanya untuk kebutuhan cicip-mencicip, biji kopi yang terlalu lama bisa melempem dan mengurangi aroma kopi itu. Itulah kenapa di bungkus biji kopi biasanya tertera waktu roasting-nya untuk memastikan kualitas kopi, semakin menjauhi tanggal roasting kopi akan semakin hambar. Jangan lupa juga tutup rapat biji kopi di dalam toples.
- Alat pertama yang wajib dibeli pecinta kopi bukanlah alat pembuat kopinya, tetapi grinder! Belilah grinder manual untuk menggiling biji kopi yang sudah kalian beli.
- Alat kopi sebenarnya tidak terlalu perlu untuk diawal, karena biji kopi yang digiling dadakan punya aroma dan rasa yang kuat meskipun cuma ditubruk.
- Kalau tidak suka model kopi tubruk, bisa beli french press. French press termasuk mudah dipakai untuk pemula dan anti gagal. Di postingan berikut akan saya bahas mengenai cara ideal menggunakan french press.
- Moka pot termasuk alat yang ribet dan butuh kesabaran lebih untuk digunakan. Tapi menurut saya moka pot punya hasil yang paling maksimal di bandingkan metode manual lainnya seperti french press, drip, pour over, dan lain-lain.
That’s it. Semoga postingan saya yang ini berguna terutama buat kamu yang mau memulai perjalanan menemukan cita-rasa kopi yang sebenarnya.