Renaldy Brada

Hari Kartini

Hari Kartini diperingati setiap tanggal 21 April. Tapi ada yang beda dengan Hari Kartini tahun ini, banyak yang mempertanyakan sosok Kartini sebagai pahlawan. Muncul gambar di facebook yang menyandingkan gambar Kartini dan Cut Nyak Dien. Penulis artikel tersebut menyatakan bahwa Kartini tidak pantas menjadi pahlawan karena hanya berjuang melalui surat, selain itu Kartini adalah bangsawan yang dekat dengan Belanda yang saat itu menjajah Indonesia.

kartinigambar di facebook yang membandingkan pahlawan wanita Indonesia

Lalu apa masalahnya berjuang melalui surat? Apakah yang dinamakan berjuang itu selalu pakai kekuatan fisik? Lalu apa masalahnya seorang pejuang dari golongan bangsawan? Apakah karena dekat dengan Belanda? Muhammad Hatta, wakil presiden kita yang pertama malah menempuh pendidikannya di Belanda, tetapi tujuannya untuk memerdekakan Indonesia. Apakah itu bukan perjuangan? Pahlawan kita berjuang dengan caranya masing-masing, tetapi tujuannya sama yaitu mencapai Indonesia yang merdeka. Lalu mengapa dipermasalahkan cara mereka?
Selain pembandingan Kartini dengan pahlawan wanita lain, penulis artikel tersebut juga menyisipkan tentang partai yang lebih dikenal saat itu, mengapa Boedi Oetomo? Bukan Serikat Islam? Juga mempertanyakan pahlawan pendidikan Ki Hajar Dewantara dengan slogannya Ing ngarso sung tuladha, ing madya mangunkarsa, tut wuri handayani. Penulis artikel tersebut mempertanyakan mengapa slogannya dalam bahasa jawa? Tentu hal ini cukup sensitif, karena penulis artikel tersebut malah menggiring pembaca ke arah agama dan suku.
Dari artikel tersebut saya menangkap ada maksud dan kepentingan pribadi dari penulis artikel tersebut. Bukan saya mendukung Kartini dan mengacuhkan perjuangan Cut Nyak Dien, saya pun mengagumi sosok Cut Nyak Dien yang berani terang-terangan dan secara heroik mengangkat senjata dan memimpin pasukan gerilya untuk menolak penjajahan.Yang saya masalahkan disini adalah ulasan penulis artikel tersebut dapat membakar kebencian dan iri kelompok satu terhadap kelompok yang lain.
Marilah kita lebih bijaksana dalam menanggapi hal-hal seperti diatas, jangan sampai kita termakan oleh propaganda yang dilakukan orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Hal-hal seperti diatas rawan untuk memecah belah Indonesia yang terdiri dari beragam suku, agama dan ras. Yuk sama-sama kita saling bekerja sama, bahu membahu, tanpa memandang latar belakang seseorang untuk mewujudkan Indonesia yang satu. Perjuangan melawan penjajahan Belanda dan Jepang sudah kita menangkan, sekarang saatnya kita memenangkan diri kita sendiri dari kebodohan, keegoisan, kemunafikan. Tidak ada lagi orang batak, orang bugis, orang jawa, orang cina, orang sunda, orang minang, dll tetapi yang ada orang Indonesia. Saya orang Indonesia! Merdeka!!

2 thoughts on “Hari Kartini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top